Oleh : Muhammad Fadlullah Ali
Bahasa menjadi
salah satu elemen penting dari kemajuan sebuah negara. Pada era saat ini,
bahasa asing menjadi prioritas penting sebagai salah satu tuntutan zaman yang
harus dikuasai. Namun bukan berarti melupakan bahasa sendiri. Bahasa asing
menjadi penting sebagai modal dalam memenangi persaingan di era yang semakin
mengedepankan teknologi ini. Penguasaan bahasa asing terutama Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris menjadi tuntutan setiap orang untuk dapat bersaing di Era
Revolusi 4.0.
Era Revolusi 4.0
menjadi bahan kajian yang menarik akhir-akhir ini, pasalnya Indonesia juga
semakin fokus untuk menyiapkan diri masuk ke Era Revolusi 4.0 yang serba
canggih dimana kemajuan teknologi sebagai penopang utama. Bahasa menjadi salah
satu komponen penting untuk menunjang hal tersebut. Menurut Ario Bimo Utomo,
S.I.P, MIR., dari Lingua Franca Community mengatakan bahwa bukan hanya
penguasaan teknologi saja yang penting. Menurutnya, manguasai bahasa asing
dapat memberikan keuntungan untuk memahami budaya dari negara lain, hal
tersebut akan memudahkan seseorang untuk terhubung dengan dunia yang luas dan
bersaing dalam Era Revolusi 4.0. Beberapa bahasa asing yang semakin populer dan
berperan di Era Revolusi 4.0 yakni Bahasa Inggris, China, Arab, Jerman, dan
masih banyak lagi. terlepas dari banyaknya bahasa asing yang semakin
mendominasi kehidupan saat ini, Bahasa Arab dan Inggris menjadi sangat penting
dalam upaya memenangi persaingan kerja di Era Revolusi 4.0.
Pentingnya Bahasa Arab
Secara
politis-internasional, Bahasa Arab kini sudah diakui sebagai bahasa
internasional dan digunakan juga sebagai salah satu bahasa diplomasi resmi di forum
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Beberapa negara non-Arab di dunia, seperti Malaysia,
bahkan sudah mengakui Bahasa Arab di negaranya dan memberikan apresiasi berupa
adanya tulisan-tulisan berbahasa Arab di tempat-tempat umum. Dalam hal
perkembangan situasi ekonomi global, bahasa Arab mengambil tempat dan peran
yang sangat penting. Itu ditunjukkan dengan semakin pentingnya kawasan Timur
Tengah, yang notabene mayoritas masyarakatnya berbahasa Arab, sebagai pusat
sumber daya energi dan mineral dunia.
Berbagai kalangan
di dunia yang berkepentingan dan ingin membuka jalur komunikasi dengan
negara-negara Timur Tengah, harus berpikir dan mengambil sikap bahwa mereka
sangat membutuhkan penguasaan Bahasa Arab sebagai pintu masuk komunikasi
antarbudaya yang kemudian membuka jalan bagi hubungan ekonomi, politik, dan sebagainya.
Sebagai contoh, Duta Besar Jerman dan Duta Besar Belanda yang sekarang bertugas
di Indonesia ternyata mampu berbicara dalam bahasa Arab dengan lancar.
Sebagai kawasan
bisnis baru yang sangat terbuka dan menjanjikan peluang serta prospek yang
cerakh kawasan Timur Tengah adalah primadona baru yang sedang merebut perhatian
banyak kalangan di dunia. Hal itu ditandai pula dengan semakin banyaknya
lembaga dan perusahaan dari luar Arab yang berdatangan dan membuka kantor di
negara-negara Timur Tengah. Mereka yang berdatangan itu menyadari bahwa Bahasa
Arab adalah syarat utama komunikasi dan diplomasi sekaligus pendekatan dengan
masyarakat dan negara-negara Timur Tengah. Berbagai negara, dalam hal ini
termasuk Indonesia, yang menyadari pentingnya kawasan Timur Tengah sebagai
mitra, menyadari bahwa banyak pula harapan akan masuknya investasi
negara-negara Arab ke negara mereka.
Di Indonesia
bahkan sudah ada beberapa perwakilan perusahaan dan lembaga keuangan asing yang
membuka kantor di Indonesia. Itu memang tidak terlepas dari peran aktif dan
keseriusan pemerintah RI untuk mengundang investor asal Timur Tengah datang ke
Indonesia. Dalam hal ini, proses komunikasi, diplomasi, dan negosiasi bilateral
tentulah membutuhkan Bahasa Arab sebagai medianya yang paling utama. Sayangnya,
harus diakui bahwa tenaga-tenaga ahli yang menguasai Bahasa Arab, seperti
diplomat dsb., masih sedikit jumlahnya. Padahal, kebutuhan akan hal itu kini
begitu tinggi. Hal itu sekaligus menjadi peluang dan tantangan bagi masyarakat
Indonesia untuk melihat situasi yang sudah berubah hubungan Indonesia dengan kawasan Timur Tengah yang semakin
intensif serta semakin terbukanya peluang kerja dan berpikir ulang bahwa bahasa Arab kini bukan bahasa kelas tiga,
tapi sudah menjadi bahasa yang penting dan mutlak perlu dipelajari.
Pentingnya Bahasa Inggris
Revolusi Industri
4.0 yang pertama kali dikenalkan di Jerman pada tahun 2011, telah membawa
banyak perubahan sekaligus menjadi momentum penerapan ekonomi digital. Secara
keseluruhan, ada tiga landasan untuk menopang Industri 4.0 yakni, Internet
of Things, Artificial Intellegence, dan Human Machine Interface.
Di Era Revolusi
4.0 saat ini, selain kerja keras, angkatan kerja juga diharapkan melek
teknologi dan fasih dalam berbahasa Inggris. Mengingat bahwa bahasa ini telah
ditetapkan sebagai bahasa internasional, bahasa bisnis, dan bahasa teknologi.
Menurut Krisna
Parapat, seorang Praktisi Human Resource yang saat ini bekerja di
salah satu Fintech Company di Indonesia, mengatakan, meskipun tidak berdampak
langsung terhadap pendapatan, kemampuan berbahsa Inggris yang baik akan
memudahkan para angkatan kerja meniti karir lebih cemerlang di Era Revolusi 4.0.
Melalui kemampuan ini, mereka juga bisa meraih lebih banyak peluang karir di
perusahaan nasional maupun perusahaan startup.
Perlu diketahui,
bahwa Bahasa Inggris saat ini digunakan hampir 2 miliar orang di seluruh dunia.
Selain itu, saat ini banyak perusahaan multinasional menggunakan bahasa Inggris
sebagai alat komunikasi utama dalam menjalankan bisnis demi membangun
komunikasi yang kuat antar tim di berbagai negara. Jika kemampuan bahasa
Inggris tidak memadai, maka para milenial utamanya akan sulit bersaing di peta
persaingan kerja.
Indonesia sendiri
telah mengenalkan Bahasa Inggris dimulai sejak Pendidikan Sekolah Dasar (SD),
atau bahkan sejak menginjak Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK). Menurut saya,
negara ini sudah menyadari sejak lama betapa pentingnya penguasaan Bahasa
Inggris. Namun tergantung kita semua bagaimana caranya dalam memanfaatkan
kesempatan yang diberikan pemerintah untuk menguasai bahasa internasional
tersebut. Maka dari itu sudah menjadi tuntutan yang tidak dapat dihindari bahwa
Bahasa Inggris menjadi salah satu kunci dalam memenangi peta persaingan kerja
di Era Revolusi 4.0.
Meningkatkan Kompetensi Diri melalui Penguasaan Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris.
Dari ulasan yang telah dijelaskan sebelumnya, kita dapat
menyimpulkan betapa pentingnya penguasaan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab untuk
memenangi peta persaingan kerja di Era Revolusi 4.0. Melalui penguasaan bahasa
Arab dan Bahasa Inggris, kita dapat meningkatkan kompetensi diri untuk bersaing
dengan negara lain di Era Revolusi 4.0.
Bahasa Arab,
selain memang sebagai bahasa agama bagi umat muslim di seluruh dunia, ternyata
juga menjadi bahasa yang telah ditetapkan secara internasional sebagai bahasa
yang wajib dipelajari dan dikuasai dalam bidang sosial, politik, ekonomi, terutama
bagi negara-negara yang bermitra dengan negara-negara di Timur Tengah.
Indonesia saat ini memiliki banyak kegiatan kerja sama dengan negara-negara di
Timur Tengah baik dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Hal ini ditandai
dengan mulai masuknya dana investasi dari para pengusaha-pengusaha atau
investor dari negara-negara Arab. Maka dar itu, kita harus meningkatkan
kemampuan berbahasa Arab untuk ikut berkontribusi dalam setiap kerjasama yang
dilakukan oleh negara-negara Timur Tengah dengan Indonesia. Terutama dalam
memenangkan persaingan tenaga kerja.
Selain Bahasa
Arab, Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional juga wajib kita kuasai. Jika
tidak, maka tingkat persaingan sumber daya manusia kita akan kalah dengan
negara-negara lain. Karena seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa
Bahasa Inggris tidak hanya sebagai bahasa internasioanal, melainkan juga
sebagai bahasa Bisnis dan bahasa teknologi. Maka karena hal tersebut,
penguasaan Bahasa Inggris menjadi penting bagi kita teruatama para milenial agar
dapat bersaing dan memenangi peta persaingan kerja di Era Revolusi 4.0 yang
semakin ketat.
Begitu pentingnya
penguasaan bahasa Asing teruatama Bahasa Arab dan Bahasa Inggris di era yang
semakin maju karena teknologi ini. Kita harus paham dan bisa memprediksi
perjalanan serta perkembangan zaman ke depan. Salah satu kunci memenangkan
persaingan adalah menguasai Bahasa arab dan Bahasa Inggris sebagai upaya dalam
meningkatkan kompetensi diri sehingga mampu bersaing dan bisa memenangi peta
persaingan kerja di Era Revolusi 4.0.
BIODATA PENULIS
Nama :
Muhammad Fadlullah Ali
Asal Institusi/Kampus :
Universitas Jember
Fakultas/Jurusan :
Ekonomi dan Bisnis/Manajemen
Semester :
6 (Enam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar